Selamat datang di Blog anak IPA SMAN 1 LinggaAdmin
[./Toni Cyber4rt ]

MAKALAH CUCI DARAH

BAB I
PENDAHULUAN


A.LATAR BELAKANG
Ginjal adalah organ penting dalam sistem ekskresi yang berbentuk seperti kacang yang terletak dibalik abdomen. Sebagai bagian dari system urin, ginjal berfungsi menyaring kotoran terutama urea dari darah dan membuangnya bersama air dalam bentuk urine.
Kesehatan ginjal harus diperhatikan. Karena, jika ada gangguan pada ginjal tentu akan mengganggu sistem ekskresi. Akibatnya akan timbul penyakit seperti gagal ginjal dan uremia, nefritis, diabetes insipidus, diabetes mellitus, albuminaria, dan kencing manis.
Gagal ginjal adalah keadaan penurunan fungsi ginjal, penimbunan racun dan sampah metabolisme. Gagal ginjal akan menimbulkan kumpulan ginjal yang disebut sindroma uremi, dengan gejala berupa mual, muntah, nafsu makan menurun, sakit kepala, lemah, sering masuk angina, sering “cegukan”, sesak nafas, kembung, diare, mula – mula sering kencing malam hari, kemudian kencing berkurang atau sama sekali tidak kencing, pada keadaan berat terdapat penurunan kesadaran disertai kejang – kejang.
Banyak orang yang tidak menyadari pentingnya menjaga kesehatan ginjal. Sebaliknya dalam kehidupan sehari – hari, perhatian kita lebih banyak tercurah kepada hal-hal lain, misalnya pekerjaan, urusan kerja atau harta benda yang kita miliki. Kita yang memiliki kendaraan bermotor sering memeriksa kondisi air aki, mungkin setiap migggu. Sebaliknya berapa kali dalam setahun kita memeriksa fungsi ginjal di laboratorium? Mungkin sekali dalam lima tahun, bahkan belum pernah. Padahal ginjal bekerja sepanjang hari selama kita hidup, sedangkan kendaraan bermotor tentu tak sepanjang hari kita gunakan. Fakta ini perlu rasanya kita renungkan, apalagi mengingat pentingnya fungsi ginjal.
Memahami akibat – akibat kesehatan ginjal sangat diperlukan, kami merasa perlu untuk membahas tentang akibat tidak menjaga kesehatan ginjal dan cara penanganan bila terjadi penyakit ginjal seperti gagal ginjal. Dan judul makalah ini adalah “Gagal Ginjal Bukan Akhir Segalanya”



B.PEMBATASAN MAKALAH
Banyaknya bahasan pada penyakit gagal ginjal ini, penulis membatasi hanya pada pembahasan tentang ginjal, gagal ginjal dan proses penyembuhan gagal ginjal.

C.KEGUNAAN MAKALAH
1.Melengkapi tugas mata pelajaran biologi pada materi “Sistem Ekskresi”.
2.Sebagai referensi pagi pembaca tentang ginjal, penyakit ginjla dan proses penyembuhannya.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


A.Tinjauan Tentang Ginjal
Ginjal adalah salah satu organ penting dalam tubuh. Tubuh memiliki sepasang ginjal, bentuknya seperti biji kacang yang berada dibalik abdomen. Berukuran 11 x 6 x 3 cm dan melekat pada dinding belakang rongga perut. Pada orang dewasa berat ginjal adalah antara 120-170 gram. Walau ukurannya kecil, namun ginjal memiliki fungsi yang sangat penting karena itu sudah seharusnya kita untuk menjaga kesehatan organ yang satu ini.
Fungsi utama ginjal adalah menyaring dan memebersihkan darah, membuang zat-zat yang tidak berguna dan menyerap kembali zat-zat dan air yang masih bermanfaat bagi tubuh. Adapun fungsi ginjal lain adalah mengatur tekanan darah, memelihara kesehatan tulang dan berperan pada proses mematangkan sel darah merah.
Alat ekskresi pada manusia salah satunya ginjal. Ginjal merupakan organ utama yang melakukan proses ekskresi. Berikut fungsi – fungsi ginjal :
1.Mengekskresikan zat sisa seperti urea, asam urat, kreatinin, keratin, dan zat lain yang bersifat racun.
2.Mengatur volume plasma darah dan jumlah air didalam tubuh.
3.Menjaga tekanan osmosis dengan cara mengatur ekskresi garam – garam, yaitu membuang jumlah garam yang berlebihan dan menahan garam bila jumlahnya dalam tubuh berkurang.
4.Mengatur pH plasma dan cairan tubuh dengan mengekskresi urin yang bersifat basa, tetapi dapat pula mengekskresi urin yang bersifat asam.
5.Menjalankan fungsi sebagai hormon, dengan menghasilkan dua macam zat, yaitu rennin dan eritropoietin yang diduga memiliki fungsi endokrin.
Menyimak aneka fungsi ginjal, maka disimpulkan bahwa jika tejadi penyakit/gangguan pada ginjal maka akan berpengaruh pada berbagai sistem tubuh yang lain.



B.Tinjauan Tentang Gagal Ginjal
Penyakit ginjal sangat beragam. Ada yang merupakan penyakit primer pada ginjal, namun ada juga yang merupakan bagian dari penyakit lain (sekunder). Penyakit ginjal primer bisa berupa : peradangan, infeksi, penyakit ginjal obstruktif ( akibat sumbatan, misalnya oleh batu ), tumor ginjal, keracunan obat-obatan, dan penyakit ginjal bawaan. Selain itu penyakit ginjal juga bisa merupakan akibat dari penyakit lain, misalnya diabetes mellitus ( kencing manis ), asam urat, kadar gula dalam darah yang terlalu tinggi, penyakit autoimun, misalnya lupus, hipertensi ( tekanan darah tinggi ), infeksi ditempat lain ( malaria / tuberculosis ) dll.
Semua penyakit ginjal tersebut bila tidak diobati atau ditangani secara serius bisa mengakibatkan penurunan fungsi ginjal dan pada akhirnya mengarah pada terjadinya gagal ginjal.
Gagal ginjal adalah keadaan penurunan fungsi ginjal, penimbunan racun dan sampah metabolisme. Gagal ginjal akan menimbulkan kumpulan ginjal yang disebut sindroma uremi, dengan gejala berupa :
a.Mual, muntah
b.Nafsu makan menurun
c.Sakit kepala, lemah
d.Sering masuk angin,
e.Sering “cegukan”
f.Sesak nafas, kembung, diare
g.Mula – mula sering kencing malam hari, kemudian kencing berkurang atau sama sekali tidak kencing
h.Pada keadaan berat terdapat penurunan kesadaran disertai kejang – kejang.

“Gagal ginjal sangat ditakuti banyak orang. Penderita gagal ginjal bisa ditolong dengan cuci darah. Sekali cuci darah, biasanya menghabiskan dana 660 ribu rupiah. Bisa dibayangkan berapa banyak uang yang dihabiskan untuk melakukan cuci darah dalam seminggu, sebulan bahkan setahun”, tutur dokter Indrawati Sukadis, Koordinator transplantasi pada Instansi Penyakit Dalam,Ginjal,Hipertensi ( IDGH )RS PGI Cikini , Jakarta.
Bila ingin lepas dari ketergantungan paada cuci darah, cangkok ( traspalantasi ) ginjal. Walau biayanya mahal, bisa menjadi pilihan. Bahkan beberapa rumah sakit di Indonesia pun sudah bisa melakukan opersi pencangkokan ginjal ini.
Gagal ginjal ada 2 macam :
Gagal Ginjal Akut (GGA), timbulnya mendadak, bila dirawat dengan baik akan sembuh dengan sempurna.
Gagal Ginjal Kronik (GGK), terjadinya perlahan – lahan, tidak dapat sembuh. Dengan berobat teratur dapat menghambat memburuknya fungsi ginjal.

C.Tinjauan Tentang Proses Penyembuhan
Gagal ginjal bisa diatasi dengan :
1)Konservatif : diet, obat – obatan dan kontrol teratur.
2)Terapi Ginjal Pengganti (TGP) : dilakukan bila cara konservatif tidak berhasil yaitu dengan cuci darah dan transplantasi atau cangkok ginjal.

Cuci darah atau Hemodialisis adalah suatu proses penyaringan darah yang dilakukan oleh mesin. Cuci darah biasanya dilakukan pada penderita yang mengalami gagal ginjal. Proses cuci darah itu dilakukan untuk menggantikan fungsi ginjal yang sudah rusak. Pada cuci darah ini fungsi ginjal digantikan oleh mesin. Darah yang berasal dari pembuluh darah dimasukkan ke dalam selang kecil yang terhubung dengan mesin tadi atau disebut Dializer. Didalam Dializer ini darah akan mengalami penyaringan yang dilakukan oleh membran, sampah hasil saringan ini akan dicampur dengan larutan yang disebut dialisat, dan dibuang untuk selanjutnya diganti dengan cairan dialisat yang baru. Kemudian darah yang sudah disaring dan bersih dimasukkan ke dalam tubuh kembali. Meskipun proses ini mempunyai fungsi seperti ginjal tetapi hanya bisa menggantikan fungsi ginjal normal sebesar 10 % saja.
Untuk gagal ginjal akut, biasanya dilakukan cuci darah sambil menunggu perbaikan fungsi ginjalnya, sedangkan untuk gagal ginjal kronik, harus dilakukan terus menerus, biasanya 3 kali seminggu dan setiap kali proses berlangsung sekitar 3-5 jam. Yang harus dipikirkan adalah biayanya yang cukup besar dan mempunyai efek samping yang cukup banyak seperti tekanan darah rendah, pembekuan darah, infeksi, sakit kepala, mual, muntah, anemia, kram otot, dan detak jantung tidak teratur. Alternatif lain bagi penderita gagal ginjal kronik adalah melakukan cangkok ginjal apabila tidak ingin melakukan cuci darah terus menerus, tetapi proses pencangkokan ginjal ini sangat rumit sekali dan yang pasti memakan biaya yang besar sekali, karena itu sayangilah ginjal anda dan jagalah selalu agar tetap sehat.
Kemajuan teknologi kedokteran yang berkembang pesat saat ini memungkinkan para penderita gagal ginjal menjalani rutinitas cuci darah (dialisa) sambil bekerja, cuci mata di mall, bahkan sambil bercinta dengan pasangan! Padahal di masa lalu, kegiatan dialisa harus dilakukan di rumah sakit sambil terbaring lemah selama 5 jam, sebanyak tiga kali seminggu. Belum lagi perasaan gatal di sekujur tubuh sebagai dampak dari terapi cuci darah tersebut.
Terapi cuci darah yang begitu praktis itu bernama Continuous Ambulatory Peritoneal Dyalisis/CAPD atau dialisis tanpa mesin dan dapat dilakukan secara mandiri oleh penderita gagal ginjal. Metode ini merupakan metode alternatif dengan menggunakan membran semipermiabel yang berfungsi sebagai ginjal buatan, sehingga mampu menyerap cairan pembersih ke dalam rongga ginjal. Dalam waktu 4 sampai 6 jam dengan frekuensi 4 kali sehari, terjadi proses difusi serta ultrafiltrasi dalam ginjal, sehingga zat racun yang ada di dalamnya terserap ke luar dan diganti cairan baru.
Karena masih tergolong teknologi baru, biaya CAPD masih tergolong mahal. Umumnya, biaya yang dikeluarkan peserta terapi CAPD saat ini masih sebesar Rp 4,2-Rp 5 juta setiap bulannya. Namun, biaya sebesar itu menjadi tak berarti, jika melihat kondisi tubuh penderita yang bugar dan tetap produktif seperti sebelum terkena gagal ginjal.
"Karena pasien tetap bisa bekerja dan melakukan segala aktivitas seperti biasa, layaknya orang sehat. Bedanya, peserta CAPD punya kantong kecil di perutnya untuk pergantian cairan dialisat itu,"kata Direktur Medik RS PGI Cikini, Tunggul Situmorang dalam acara peluncuran website sahabat ginjal.com yang disponsori PT Kalbe Farma, di Jakarta, belum lama ini.

Pengalaman Karyono (45), karyawan swasta yang telah menjalani terapi CAPD selama tiga tahun ini agaknya bisa jadi pelajaran. Karyono mengaku, kualitas hidupnya makin membaik setelah ikut terapi CAPD. Selain itu, ia bisa kembali bekerja dan sama produktifnya seperti sebelum sakit.
"Awalnya saya ragu, karena banyak informasi negatif yang saya dengar soal CAPD. Tetapi karena atasan terus mendesak, akhirnya saya beranikan untuk menjadi peserta CAPD. Bahkan, saudara-saudara saya heran karena raut muka dan badan saya yang terlihat lebih segar. Dan yang terpenting saya sudah bisa tidur enak, sebelumnya saya selalu merasa lemas, letih, gelisah," katanya mengungkapkan

Dr Tunggul menjelaskan, terapi dengan menggunakan pergantian cairan dialisat ini sebenarnya telah masuk ke Indonesia sejak 2004 lalu, namun tidak banyak diketahui masyarakat. Melihat manfaat CAPD yang begitu besar, pihaknya tergugah untuk terus mensosialisasikan CAPD kepada masyarakat luas di Indonesia sebagai salah satu alternatif penanganan bagi penderita gagal ginjal.
Selama ini dikenal dua metode dalam penanganan gagal ginjal. Pertama, transplantasi ginjal dan kedua, dialisis atau cuci darah. Sebenarnya metode pertama memiliki lebih banyak keunggulan karena dapat menggantikan fungsi ginjal yang rusak.

"Hanya saja masalahnya, masih sedikit donor yang mau memberikan organ tubuhnya. Selain itu jarang sekali ditemukan donor yang cocok dengan penderita gagal ginjal, sehingga tingkat keberhasilannya sangat kecil. Selain itu, biayanya sangat besar," katanya.

Karena itu, penderita gagal ginjal lebih banyak melakukan terapi dialisa atau cuci darah. Metode dialisis pada intinya adalah melakukan fungsi utama ginjal, yakni membersihkan darah dari zat-zat yang tidak berguna pada tubuh dan menjaga kestabilan kandungan darah di dalam tubuh
Pembersihan ini dilakukan dengan dua cara, haemodialisis (HD) dan peritonialdialisis (PD). Pada HD, darah yang akan dibersihkan dikeluarkan dari tubuh dan dimasukkan ke ginjal buatan (dializer). Darah dibersihkan dengan menggunakan cairan pembersih (dialisat) dalam serat-serat dializer itu. Setelah bersih, darah baru dimasukkan kembali ke dalam tubuh.
Sedangkan pada metode PD, darah tidak dikeluarkan dari dalam tubuh. Proses pembersihan dilakukan di dalam rongga perut (peritoneum), dengan memasukkan cairan dialisat ke dalam rongga itu. Cairan ini dibiarkan selama empat hingga enam jam hingga akhirnya dikeluarkan kembali.
Saat ini sudah berkembang metoda PD dengan berbagai cara seperti CAPD atau APD. Keunggulan utama CAPD adalah kemudahannya, sehingga terapi dengan metode itu pun lebih alami. Proses yang berlangsung terus-menerus selama 24 jam setiap harinya itu, menjadikan hampir sama dengan proses yang berlangsung di dalam ginjal.
Sementara itu, jika melakukan cuci darah biasa secara HD, keseluruhan proses dilakukan selama lima jam, yang berarti cairan tubuh dipaksa diperas untuk dicuci mesin. "Akibatnya beban jantung menjadi bertambah dan menyebabkan gangguan tekanan darah," kata Situmorang.
CAPD belum banyak digunakan, padahal terapi itu memiliki kelebihan, yakni tidak mengganggu jantung, kontaminasi dengan hepatitis lebih kecil. Fungsi ginjal yang tersisa masih dapat dipertahankan, dan proses dialisis pun bekerja selama 24 jam sesuai dengan kerja ginjal secara alamiah.
"Pasien juga tidak perlu datang ke rumah sakit untuk melakukan cuci darah, tetapi melakukan cuci darah secara mandiri dengan jadwal yang dapat ia buat sendiri," katanya.
Keuntungan CAPD adalah lebih memudahkan pengendalian kimia darah dan tekanan darah. Cairan dialisat dapat dijadikan sebagai sumber nutrisi dan bagi penderita diabetes dapat diberikan insulin secara intraperitorial. Sedangkan, kekurangan CAPD adalah sering kali menimbulkan infeksi pada rongga perut. Selain itu juga meningkatkan kadar lemak dan mengakibatkan kegemukan (obesitas), serta dapat menimbulkan hernia, serta sakit pinggang. "Kunci utama dari terapi CAPD adalah menjaga kebersihan lubang yang menghubungkan ginjal dalam perut dengan dunia luar, yaitu kantong cairan dialisat. Bila terjadi infeksi di lubang tersebut, maka biayanya sangat mahal. Karena itu, saya selalu mengingatkan pada pasien untuk menjaga kebersihan. Bahkan, kami memberi pelatihan selama tiga hari khusus untuk menjaga agar lubang tetap bersih," katanya.
Tentang jumlah pasien CAPD di seluruh Indonesia , dr Tunggul mengaku tidak tahu pasti. Namun, pasien CAPD di RS PGI Cikini sudah ratusan orang. Sementara di dunia, ada diperkirakan 120.000 penderita gagal ginjal menggunakan terapi CAPD.
Ditanya faktor penyebab utama terjadinya gagal ginjal, dr Tunggul mengatakan, penyebab utama adalah hipertensi (darah tinggi) dan diabetes atau kencing manis. Gangguan fungsi ginjal bisa terjadi perlahan-lahan atau mendadak, bahkan tidak disadari oleh penderita karena tubuh tidak menunjukkan gejala seperti orang sakit. Namun, tiba-tiba dokter mendiagnosa Anda terkena gagal ginjal.
Jika seseorang memperhatikan gejala yang umum menyertai penderita gagal ginjal, kata dr Tunggul, penyakit tersebut bisa diminimalisir sedini mungkin. Adapun beberapa tanda fisik yang harus diwaspadai seperti tubuh bengkak yang diawali dari kedua kaki, kulit terlihat kasar. Penderitanya mengalami gangguan pengecapan, mual, muntah, tidak nafsu makan, lesu, gangguan tidur dan juga sering gatal. Tanda lainnya, sering kram, vena di leher melebar dan ada cairan di selaput jantung dan paru.
"Bila mendapati satu saja dari gejala itu, sudah waktunya untuk waspada. Untuk itu, segera ke rumah sakit untuk chek-up untuk membuktikan kebenarannya. Kalau kita lihat hasil laboratorium, penderita gagal ginjal ini punya peningkatan asam urat, kalsium, fosfor dan kalium. Hati-hati kalau kaliumnya meningkat, karena memperbesar risiko penyakit jantung," kata dr Tunggul menandaskan.
Kurang minum air putih ternyata dapat mengganggu fungsi ginjal. Gangguan ginjal dalam tahap ringan masih dapat diatasi dengan minum banyak air putih. Namun, kalau sudah gagal ginjal, hanya bisa diatasi dengan cuci darah atau cangkok ginjal yang biayanya sangat mahal
Meskipun ukurannya kecil, organ ginjal bersifat sangat vital. Ginjal berfungsi untuk menjaga keseimbangan serta mengatur konsentrasi dan komposisi cairan di dalam tubuh. Ginjal juga berfungsi untuk membersihkan darah dan berbagai zat hasil metabolisme serta racun di dalam tubuh. Sampah dari dalam tubuh tersebut akan diubah menjadi air seni (urin). Air seni diproduksi terus menerus di ginjal, lalu dialirkan melalui saluran kemih ke kandung kemih. Bila cukup banyak urin di dalam kandung kemih, maka akan timbul rangsangan untuk buang air kecil. Jumlah urin yang dikeluarkan setiap hari sekitar 1-2 liter. Selain itu, ginjal juga berperan untuk mempertahankan volume dan tekanan darah, mengatur kalsium pada tulang, mengatur produksi sel darah merah, dan menghasilkan hormon seperti erythropoetin, renin, dan vitamin D.
Kelainan ginjal dapat terjadi akibat adanya kelainan pada ginjal (penyakit ginjal primer) atau komplikasi penyakit sistematik (penyakit ginjal sekunder), seperti kencing manis (diabetes). Kelainan ringan pada ginjal dapat sembuh sempurna bila penyebabnya sudah diatasi. Kadang cukup dengan pengobatan dan pengaturan diet. Namun, bila keadaannya memburuk, kelainan itu bisa menjadi gagal ginjal yang akut.
Perlu diketahui, kasus gagal ginjal di dunia meningkat lebih dari 50%. Di Indonesia sendiri sudah mencapai sekitar 20%. Di Amerika Serikat saja, negara yang sangat maju dan tingkat gizinya tinggi, setiap tahunnya ada sekitar 20 juta orang dewasa menderita penyakit kronik ginjal.
Gagal ginjal adalah keadaan dimana kedua ginjal tidak mampu menjalankan fungsinya. Penderita biasanya baru merasakan kelainan pada dirinya jika fungsi ginjal menurun sekitar 25%. Bahkan, untuk penderita yang masih muda bisa di bawah 10%. Tidak heran bila umumnya pasien baru ke dokter bila sudah berada dalam tahap terminal. Sekitar 40% gangguan diabetes menjadi penyebab gagal ginjal. Namun, orang yang diyakini mempunyai gejala sakit
Transplantasi ginjal atau cangkok ginjal adalah suatu prosedur operasi yang dilakukan untuk mengganti ginjal yang rusak atau berpenyakit dengan ginjal yang sehat milik orang lain. Ginjal sehat tersebut dapat berasal dari donor yang sudah meninggal, atau dari donor hidup. Donor hidup dapat mendonorkan satu ginjal mereka dan tetap hidup sehat dengan satu ginjal mereka yang tersisa. Namun, beberapa kasus yang jarang terjadi, orang tersebut mungkin membutuhkan trasplantasi dua ginjal yang berasal dari donor yang sudah meninggal. Donor ginjal sebaiknya berasal dari naggota penerima tranplan, atau dari seseorang yang tidak memiliki hubungan darah sama sekali dengan penerima transplant namun organnya memiliki kecocokan dengan tubuh penerima transplant, sedangkan ginjal hasil transplantasi ditanam pada abdoemen bagian bawah dari bagian depan tubuh penerima transplant.
Transplantasi ginjal direkomendasikan bagi seseorang yang mengalami disfungsi ginjal yang parah dan tidak akan dapat bertahan hidup tanpa dialis (pencucian darah) atau transplantasi. Beberapa penyakit yang membutuhkan transplantasi ginjal adalah sindrom Alport, penyakit Berger, sindrom hemolitik uremik, Wegener granulimatosis, dan kerusakan ureteropelvic junction.
Sebelum seseorang ditetapkan untuk melakukan transplantasi ginjal, orang tersebut akan menjalani serangkaian tes darah dan tes diagnostik. Tes darah berguna untuk mendapatkan informasi yang akan membantu menentukan seberapa perlunya transplantasi segera dilakukan. Selain itu, tes tersebut untuk meyakinkan organ donor yang didapat memiliki kecocokan dengan tubuh penerimanya sehingga tubuh penerima transplan tidak menolak organ tersebut. Tes diagnostik berguna untuk memahami kondisi tubuh transplant secar keseluruhan sehingga mengurangi resiko terjadinya komplikasi saat dilakukan operasi transplantasi.
Organ donor mungkin saja mengalami penolakan oleh tubuh penerima transplant akibat adanya reaksi system imun tubuh. Ketika organ ginjal dari donor ditanamkan pada tubuh seseorang, tubuhnya akan menganggap organ tersebut sebagai ancaman atau benda asing dan berusaha menyerangnya melalui pembentukan antibody yang dapat membunuh sel – sel dan jaringan organ tersebut. Oleh karena itu, agar orang dapat ditransplantasi dengan sukses, diperlukan beberpa obat-obatan untuk menekan sistem imun penerima transplan sehingga dapat menerima organ tersebut. Pengobatan umumnya perlu diberikan seumur hidup penerima transplan setelah menerima organ yang baru. Beberapa contoh obat yang umum digunakan adalah cyclosporine, tacrolimus, azathioprine, dan mycophenolate mofetil.


PROSES CUCI DARAH



















1. Persiapan alat dan pasien












2. Disenfektan pada pasien












3. Tusukkan jarumnya











4. Darahnya mulai mengalir












5. Tusuk di bagian lain












6. Menyambung kemesin











7. Sudah terpasang dua













BAB III
PENUTUP


A. KESIMPULAN
1) Didalam tubuh ada sepasang ginjal, berbentuk seperti biji kacang, berukuran 11 x 6 x 3 cm dan melekat pada dinding belakang rongga perut.
2) Fungsi utama ginjal adalah menyaring dan memebersihkan darah, membuang zat-zat yang tidak berguna dan menyerap kembali zat-zat dan air yang masih bermanfaat bagi tubuh.
3) Penyakit ginjal terbagi atas penyakit primer dan penyakit sekunder. Penyakit ginjal primer berupa : peradangan, infeksi, penyakit ginjal obstruktif (akibat sumbatan, misalnya oleh batu), tumor ginjal, keracunan obat-obatan, dan penyakit ginjal bawaan. Selain itu penyakit ginjal juga bisa merupakan akibat dari penyakit lain, misalnya diabetes mellitus (kencing manis), asam urat, kadar gula dalam darah yang terlalu tinggi, penyakit autoimun, misalnya lupus, hipertensi (tekanan darah tinggi), infeksi ditempat lain (malaria/tuberculosis).
4) Gagal ginjal adalah keadaan penurunan fungsi ginjal, penimbunan racun dan sampah metabolisme.
5) Gejala gagal ginjal akan menimbulkan kumpulan ginjal yang disebut sindroma uremi, dengan berupa :
a. Mual, muntah
b. Nafsu makan menurun
c. Sakit kepala, lemah
d. Sering masuk angin,
e. Sering “cegukan”
f. Sesak nafas, kembung, diare
g. Mula – mula sering kencing malam hari, kemudian kencing berkurang atau sama sekali tidak kencing
h. Pada keadaan berat terdapat penurunan kesadaran disertai kejang – kejang.
6) Gagal ginjal bisa diatasi dengan :
a. Konservatif : diet, obat – obatan dan kontrol teratur.
b. Terapi Ginjal Pengganti (TGP) : dilakukan bila cara konservatif tidak berhasil yaitu dengan cuci darah dan transplantasi atau cangkok ginjal.


B. SARAN
Karena keterbatasan referensi, masih banyak kekurangan – kekurangan pada makalah ini. Mohon revisi terhadap makalah ini bila ditemukan kekeliruan atau kesalahan konsep.
































KEPUSTAKAAN

Aryulina, D; Muslim, Choirul; Manaf, Syalfinaf; Winarni, Endang. W. 2009. Biologi 2 SMA dan MA untuk kelas XI. Jakarta: Erlangga

sumber :http://www.healthsystem,virgina.edu/uvahealth/adult_urology/trans.cfm .2005

sumber : www.id.yahooanswers.com













































Ditulis Oleh : EXCACT CLASS SMA N 1 Lingga // 06.16
Kategori: